Kamis

Meretas Kejumudan Hidup;Kontemplasi Akhir Tahun 2005


Oleh : Alpha Centaury
Jauh waktu terlampaui. Menembus setiap batas-batasnya. mungkin mendahului zaman. Hidup kita takl berakhir disini. Diluar sana, kegalauan menanti untuk diselami, mungkin dibenahi. Sadar atau tidak, kita telah menjamah realitas disekitar kita. Menggoyahkan imajiyang telah lama bersarang dialam bawah sadar. Lalu, kita begitu pogah menjarah semua mimpi yang pernah ada. Meraihnya kembali dari angin malam yang telah membawa semuanya.
Terlebih aku yang hidup disetiap ide. Terlalu ingin tahu semua impian. Menaburkan ekspektasi tak berujung. Sesekali mencerca realitas miris didepan mata. Lihatlah, bentuk pengagungan atas idealitas yang bersemayam dalam diri. meski harus berbentur dan ternisbahkan sebagai sesuatu yang utopis. Absurd. Ataukah semua hanyalah fatamorgana hidup yang membias dalam horizon bumi. Mungkin, hanya mengawang diatas garis langit.
ada yang salah, tentunya. Atas hidupku yang membunuh setiap karakter. mencabik potensi yang ingin mengaktualkan. memberangus benih-benih intelektual. Maqamku tak disini. Karena, aku tak ingin hidup dalam kejumudan. Masih dalam kekhilafan. Menusuk jantung mimpi yang ingin membumi.
mereka hadir untuk bebas. Menjelajah setiap ruang dan waktu. Benarkan ini adalah hidup? Jika ia, maka dosa telah menggauliku. Menyusup jauh kedalam aliran darah. Memang. Pikir mereka dalam hati. Pasti. Jawabku sadar sepenuhnya.
Sudah cukup lama aku berdiri disini. Menunggu setiap ketidakpastian. Walu akhirnya, kupun mengoceh tak karuan. Membeberkan berita yang tak pasti pula. Mengharap kehadiran entitas yang bernama "kesadaran". Walau, toh hadirku berkesan sebagai upaya bermasturbasi intelektual.
Telah terlewati jarak yang cukup panjang. Cukup jauh. Mungkin sejauh mata menatap masa depan yang masih buram. Menagap harus berproses jikalau hasil adalah orientasi yang sesungguhnya?. Lebih kita berjalan dijalan yang lurus.
Untuk apa "Mencari Keadilan di Bumi Kedokteran ?" Karena bisa saja keadilan itu memang tak ada. ataukah ia (keadilan;pen) bukan bagian dari kurikulum. Bukan bagian dari sistem. Bukan sebuah untegraso. Keadilan hanyalah bagian dati doktrinal agama belaka. Lalu, biarlah "Mari Berakademik!!". Karena memang itulah tujuan kita. Paling tidak, lebih pasti dari kepastian itu sendiri. Wajarlah kemudian untuk membantah "Masih Perlukah Orhgnanisasi (Lembaga)?" Yang membumi adalah hidup "wajar". Tengok "Mak Lia, PK5 ynag terperiferisasi". Hidupnya aman-aman saja. Ruang untuknmy atelah terpenuhi. Dan juga "Pendidikan di Kedokteran", sebagai sesuatu yang telah diamini semua rezim, semua kerajaan. Tak ada yang salah. Yang Pasti, masih seabrek gagasan lainnya yang jika salah maka sesungguhnya ia benar dan jika benar sesungguhnya ia salah. Demikian.
Meski hidup selalu berujung pada kematian, tetap saja semuanya harus terjalani. Kematian bukanlah sebuah ujung hidup, tetapi awal dari hidup sesungguhnya. Itulah ungkapan para filosof. Analoginya adalah janin, rahim, dan dunia. Rahim adalah tempat hidup janin untuk sementara. Hidup sesungguhnya adalah dunia luar. Pun, kematian adalah hidup setelahnya.
Penghujung tahun, bukan pula sebuah akhir. Tetapi awal meniti jalan selanjutnya. Momen untuk merelungi kontemplasi. Bahwa hidup perlu menoleh pada "cermin". Pun, kita semua. Tak luput, aku.
Peluh telah lama hadir. Membasahi jiwa yang kering. Memberi arti hidup. Sudah tak pantas aku mementas. Ruang ini bukan untukku. Lebih berarti untuk semua yang masih ingin hadir. Lebih bermakna untuk yang akan hadir. Aku pergi dari takdirku. Menuju takdir lainnya. Paling tidak, inilah kontemplasi akhir tahun untuk sebuah ikhtiar Meretas Kejumudan Hidup.
Auf Wiedershen

Selasa

Selamat dan Sukses


Perubahan merupakan keniscayaan..tidak ada yang abadi dan sanggup menghalanginya..namun, akankah setiap perubahan membawa kemashlahatan ?atau justru setiap perubahan membawa kemudaratan..namun satu yang pasti ikhtiar dijalan-Nya harus terus dijalankan dan dipenuhi, karena hanya kepada Dia segala tujuan kita dunia dan akhirat...semoga setiap amanh yang senantiasa kita emban untuk mengisi hidup serta menignkatkan kualitas hidup bisa kita jalankan dengan baik dan penuh tanggung jawab..selamat kepada kanda Husain Anwar (HMI Komisariat STMIK Dipanegara) yang terpilih sebagai Ketua Umum HMI Cabang Makassar Timur dan kandi Apriani (HMI Komisariat FKG UNHAS) yang terpilih sebagai ketua Kohati HMI Makassar Timur periode 1426 - 1427 H...
Yakun Usaha Sampai

Minggu

Meraih Kemenangan


Salam....
Umat Islam baru saja merayakan hari raya terbesar dalam kepercayaan kita yaitu idul fitri. pada hari itu seluruh umat islam dibelahan bumi ini merayakan dengan penuh suka cita, setelah berjuang manahan segala nafsu di bulan ramadhan, maka pada hari itu, mereka merayakan "kemenangan" mereka. kemenangan yang dimaksud yaitu berhasilnya mereka berjuang melawan keinginan yang menjadi survival needs (teori kebutuhan) yang apabila tidak dipenuhi maka keberlangsungan hidup akan terancam. upaya perjuangan untuk menahan nafsu tersebut hanya berlangsung dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. namun itu akan terasa berat bagi siapapun, karena kita masih harus menjalankan rutinitas harian. namun puasa ramadhan akan menjadi terasa indah jika kita memahami maknanya. pada hari idul fitri kemarin, misinterprestasi telah mewabah dikalangan umat muslim sendiri. idul fitri dianggap ajang untuk meluapkan segala nafsu yang selama ramadhan distirahatkan, ajang untuk menghambur2kan uang dengan berbelanja baju baru, alas kaki bar, barang2 baru, dll. wabah ini seakan tak pernah surut dengan datangnya hari raya idul fitri. hal ini diikuti dengan minimnya jumlah orang yang menunaikan zakat fitrah dan zakat harta. menurut salah satu guru besar ekonomi di Unhas dalam suatu khotbah menyatakan bahwa potensi zakat Indonesia jika mencapai 100% akan menyentuh angka 9 trilliun, namun yang terkumpul hanya sekitra 830 milyar. padahal kita melihat pusat perbelanjaan tak pernah sepi pengunjung 1 minggu menjelang idul fitri.
pemaknaan yang lebih "profunda" nampaknya dibuthkan umat islam hari ini. jika metode dakwah yang selama ini dikembangkan ternyata belum cukup ampuh untuk menyadarkan mereka akan ketimpangan realitas yang terjadi, maka perlu digagas metode lain untuk memberikan pemaknaan terhadap perayaan hari-hari besar islam. hari raya seyogyanya menbawa kita menuju fitrah yang sesungguhnya dan murni tanpa ada pengecualian. pemahaman dan pemaknaan yang setengah2 akan mnejerumuskan kita kedalam jurang kemungkaran yang lebih dalam. bukankah kita diserukan untuk beribadah agar dapat mencegah kemungkaran dan berbuat makruf(yang baik-baik) ?

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1426 H
Taqabbalallahu minna waminkum
Mohon maaf lahir dan batin

Kamis

LKMI-Muscab III (result)


Setelah melalui hari pemilihan 3 hari dan tambahan sehari karena pemilih tidak memenuhi quorum, maka didapatkan hasil pemilihan Ketua Umum LKMI-HMI Cabang makassar Timur dengan kemenangan oleh kandan Muh. Alim Bahri dari HMI Kom. FKM-Unhas...dengan selisih sekitar 24 suara. Berdasarkan hasil tersebut, maka beliau ditetapkan sebagai formateur LKMI-HMI cabang Makassar Timur periode 1426 - 1427 H dan kanda Munawir H. Usman dari HMI Komisariat FKG-Unhas sebagai Mide Formateur untuk selanjutnya menyusun kepengurusan LKMI-HMI Cabang Makassar Timur selama satu tahun kedepan..

Segenap Pengurus dan Anggota
HMI Komisariat Kedokteran Unhas
Mengucapakan
Selamat dan Sukses
kepada

Kanda Alim Bahri
yang terpilih sebagai
Ketua Umum LKMI-HMI Cabang Makassar Timur
periode 1426-1427 H
Semoga amanah yang diemban dapat dijalankan dengan baik
Yakin Usaha Sampai

Musyawarah Cabang LKMI-Makassar Timur - vote day


assalamu alaikum wr..wb...
setelah melewati tahap lpj dan pengurus LKMI-Makassar Timur periode 2004-2005 dinyatakan demisioner 1-2 oktober lalu, musyawarah cabang LKMI hari ini memasui tahap pemungutan suara untuk pemilihan calon ketua Umum LKMI cabang makassar Timur. dan telah berlangsung hari ini di 4 TPS di Unhas, masing-masing FK, FKG, FKM, dan Farmasi. namun sampai berita ini ditulis, baru hasil dari 3 tps yang dapat dilaporkan. terjadi persaingan yang sangat ketat dari 2 calon ketua umum LKMI-Makassar Timur yaitu :Muhammad Alim Bahri (FKM) dan Munawir H. (FKG). kedua calon memperoleh suara masing-masing Muhammad Alim = 72, dan Munawir = 73. jumlah suara tersebut merupakan hasil tabulasi dari 3 TPS di 3 Komisariat FK, FKG, dan FKM di Kampus Unhas Tamalanrea/ Pemilu masih akan berlangsung sampai 2 hari kedepan dan penetapan formateur ketua umum LKMI-HMI Makassar Timur akan dilaksanakan pada Senin, 17 Oktober 2005.....demikian berita yang dapat kami laporkan..Yakusa

Senin

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1426 H


Segenap Anggota dan Pengurus
Himpunan Mahasiswa Islam
Komisariat Kedokteran Universitas Hasanuddin
Cabang Makassar Timur
Mengucapkan
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1426 H
Kepada Segenap Muslim dan Muslimah di Seluruh dunia
Semoga Ramadhan kali ini limpahan berkah dari-Nya menjadikan kita sebagai Khalifah yang sesungguhnya dan tetap berada dijalan yang diridhoi-Nya.
Yakin Usaha Sampai

Selasa

Waktu adalah Kehidupan


Tidak yang lebih berharga dalam kehidupan ini setelah iman selain "waktu". Waktu adalah benda yang paling berharga dalam kehidupan seorang Muslim. Ia tidak dapat ditukar oleh apapun. Ia juga tidak dapat kembali jika sudah pergi. Sungguh sangat merugi orang yang menyia-nyiakan waktunya.
Saking mahalnya, Allah (sampai) bersumpah: "Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman, beramal saleh, (saling) nasehat-menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati dalam (menapaki) kesabaran" (Qs. Al-'Ashr [103]: 1-3).
Dalam Islam, waktu bukan hanya sekadar lebih berharga dari pada emas. Atau seperti pepatah Inggris yang menyatakan time is money. Lebih dari itu, waktu dalam Islam adalah "kehidupan", al-waqtu huwa al-hayah, demikian kata as-Syahid Hasan Al-Banna. Oleh karena itu, Rasulullah saw memerintahkan umatnya agar memanfaatkan waktu yang tersisa dengan lima hal.
Beliau bersabda: "Manfaatkanlah (oleh kalian) lima hal, sebelum datang lima hal: masa mudamu sebelum tiba masa tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum datang masa sibukmu dan hidupmu sebelum datang kematianmu" (HR. Hakim. Sanadnya shahih dari Ibnu Abbas).
Pertama, masa muda. Masa muda adalah masa keemasan seorang manusia. Ia merupakan masa ideal untuk melakukan apa saja: mengukir prestasi dan menggapai cita-cita. Bahkan, masa muda adalah masa yang harus "dipertanggungjawabkan" di hadapan Allah.
Hal ini dijelaskan oleh Nabi saw: "Tidak akan tergelincir dua kaki anak Adam pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara: tentang usianya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa ia habiskan, hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia belanjakan dan tentang ilmunya apa yang diperbuatkan dengan ilmunya tersebut" (HR. Al-Bazzar dan Al-Thabrani).
Bayangkan, setelah Allah mempertanyakan "umur", Ia mempertanyakan "masa muda" secara khusus. Dalam Islam, masa muda adalah bagian dari "umur". Ia dianggap sebagai masa yang dinamis, energik, cekatan dan kuat, karena ia merupakan "kekuatan" di antara dua kelemahan: kelemahan anak-anak dan kelemahan masa tua.
Hal ini dijelaskan oleh Allah swt dalam firman-Nya: "Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban..." (Qs. Ar-Rum [30]: 54).
Oleh karenanya, Islam memiliki perhatian khusus kepada para pemuda. "Suatu ketika, khalifah Umar radhiyallahu 'anhu duduk dengan para sahabatnya. Ia berkata kepada mereka: "Berangan-anganlah kalian!" Salah seorang dari mereka berkata: "Aku berangan-angan, seandainya rumah ini dipenuhi oleh emas untuk aku infakkan di jalan Allah." Umar lalu berkata: "Berangan-anganlah (lagi) kalian!" Salah seorang lagi berkata: "Aku berangan-angan sekiranya rumah ini dipenuhi dengan permata agar aku infakkan di jalan Allah dan bersedekah dengannya." Lalu Umar berkata lagi: "Berangan-anganlah (lagi) kalian!" Mereka lalu berkata: "Kami tidak tahu lagi apa yang harus kami katakan wahai Amirul mukminin?" Umar berkata: "Aku justeru berangan-angan agar ada orang-orang seperti Abu 'Ubaidah bin Al-Jarrah, Mu'adz ibn Jabal dan Salim budak Abu Hudzaifah, agar aku dapat meninggikan "kalimat Allah" dengan bantuan mereka."
Bayangkan, Umar malah menginginkan para pemuda. Bukankah Mu'adz ibn Jabal seorang faqih yang diutus oleh Rasul ke Yaman? Ketika itu usianya masih muda. Begitu juga dengan Salim: ia termasuk salah seorang perawi hadits. Usianya juga masih muda. Dalam sejarah Islam juga dikenal Muhammad Al-Fatih, pembebas kota Konstantinopel. Saat itu usianya tidak lebih dari 22 tahun.
Tidakkah kita lihat seorang Usamah ibn Zaid pergi ke medan perang ketika usianya masih 15 tahun. Padahal ketika usinya 14 tahun semangat jihadnya sudah berapi-api: ia ingin cepat berada di shaf para mujahid Allah. Namun Nabi saw melarangnya, karena masih teramat muda. Ia juga pernah menjadi pemimpin pasukan Rasul, padahal saat itu para sahabat senior seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq ada. Namun Rasul saw mempercayakan kepadanya.
Adalah hal yang ironis jika masa muda dihabiskan untuk "berfoya-foya". Apalagi dihabiskan untuk melakukan hal-hal yang tidak produktif. Dan, na'udzubillah, jika sampai melakukan tindak kriminal yang tidak diridhai oleh Allah, seperti mengkonsumsi NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif) dan hobi "mencekek leher botol" alias mabuk-mabukan. Ini sama artinya menghancurkan umat. Tidak dapat dibayangkan jika para pemuda justru tidak produktif. Apa yang akan dipersembahkan untuk Islam?Kedua, masa sehat. Pepatah Arab menyatakan: "As-Shihhatu tajun 'ala ru'us al-asiha' laa yaraaha illa al-mardha" (Kesehatan adalah mahkota di atas kepala orang yang sehat dan tidak ada yang dapat melihatnya kecuali orang yang sakit). Itulah kesehatan. Kita terkadang lupa akan arti dan makna kesehatan, kecuali setelah kesehatan itu hilang dari kita. Ketika "sakit" datang menggantikannya, barulah kita sadar bahwa kesehatan itu mahal. Masa sehat sebaiknya kita gunakan untuk beramal saleh: membantu orang tua, menuntut ilmu, mengamalkan ilmu, sebelum kita kita tidak bisa berbuat banyak. Kalau masa sakit sudah tiba, kita tidak akan pernah sempurna melakukan apapun: ibadah terganggu, pekerjaan terbengkalai, semangat menurun, dsb. Maka manfaatkanlah "masa sehat" ini dengan sebaik-baiknya.
Ketiga, masa kaya. Kekayaan adalah "titipan Allah". Maka, ia tidak layak untuk disombongkan dan dibanggakan. Selagai masih ada waktu dan kesempatan, pergunakanlah kekayaan itu untuk berbakti kepada Allah: membiayai edukasi anak, berinfak di jalan Allah (membangun masjid, rumah sakit, madrasah, dsb), membantu fakir miskin dan anak-anak terlantar, membiayai panti asuhan, dan lain-lain. Karena, jika sudah jatuh miskin, kesempatan untuk beramal saleh pun sirna. Maka, segeralah nafkahkan harta yang ada, sebelum semuanya sia-sia. Utsman ibn Affan adalah contoh ideal dalam berinfak. Ia membeli sumur Maimunah untuk kepentingan kaum Muslimin. Begitu juga dengan Abdurrahman ibn 'Auf. Ia adalah contoh konglomerat yang dermawan: orang kaya tapi takut harta. Lain lagi dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq: ia meninggalkan "seonggok batu" untuk keluarganya. Ia menyisakan Allah dan Rasul-Nya untuk keluarganya. Beliau bahkan berlomba dengan Umar ibn Khaththab. Akhirnya ia menang, karena Umar ibn Khaththab menafkahkan setengah dari hartanya, sedangkan ia menafkahkan seluruh hartnya di jalan Allah.
Keempat, masa luang. Waktu luang adalah kesempatan emas untuk menginventarisir kebajikan. Waktu luang ini akan sia-sia jika tidak dikontrol. Ia akan terbuang begitu saja jika tidak langsung dimanfaatkan. Oleh sebab itu makanya Nabi saw mengingatkan: "Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang (kekosongan)" (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas). Waktu luang adalah "kekosongan": kosong dari kegiatan yang positif. Jangan biarkan waktu itu kosong melompong dan berlalu tanpa makna. Tidakkah kita ingin waktu luang itu kita isi dengan membaca Alquran, shalat Dhuha, shalat Witir, shalat Tahajjud, dsb. Janganlah waktu luang itu dikhianati dengan "senda gurau" yang tak bermakna. Karena jumlah waktu itu sama di mana saja, 24 jam. Bagi tigalah ia: sebagian untuk kesehatan (istirahat, olah-raga, bercanda seperlunya), sebagian lagi untuk jasmani (makan dan minum) dan sepertiga terakhir untuk Allah.
Imam Ibnu Jarir al-Thabari menurut al-Khathib al-Baghadadi dari al-Samsiy, setiap harinya mampu menulis sekitar empat puluh lembar. Jangan berleha-leha dalam memburu kebaikan. Imporlah segala jenis kebaikan, lalu eksporlah ia ke akhirat sana. Al-Tu'adatu fi kulli syain khairun illa fi a'mal al-akhirah (Berlaku santai dalam setiap sesuatu itu baik, kecuali dalam amal akhirat), kata Umar ibn Khaththab.
Imam Nawawi ra memberikan nasehat yang sangat berharga: "Hendaklah bagi seorang penuntut ilmu untuk mengumpulkan ilmu di waktu luang dan semangat yang menggebu-gebu, masa muda dan ketika tubuh masih kuat, ketika keinginan masih menggunung dan kesibukan masih sedikit sebelum tiba hal-hal yang tanpa makna".
Kelima, hidup. Kesempatan hidup hanya sekali. Umur begitu singkat. Kita mengira umur itu begitu panjang. Padahal ia hanya terdiri dari tiga helaan nafas: nafas yang lalu, yang sudah kita hempaskan; nafas yang sedang kita hirup dan akan kita hembuskan; dan terakhir nafas yang akan datang. Kita tidak tahu apakah nafas yang akan datang itu nafas kita yang terakhir atau tidak.
Nafas-nafas itu begitu cepat berlalu. Maka sangat merugi kalau nafas-nafas itu kita biarkan terhambur tanpa arti. Padahal dalam satu menit kita bisa membaca surat Al-Fatihan dan surat Al-Ikhlas. Kita juga bisa berdzikir: mengucapkan subhanallah, Al-hamdulillah dan Allahu Akbar, dsb.
Kita hidup di dunia laksana seorang musafir. Tidak ada yang berharga bagi seoang musafir selain "bekal". Maka sejatinya, dunia ini adalah "pohon yang rindang", tempat berteduh sang musafir. Jika ia tertipu dengan indahnya pohon tempatnya berteduh, ia tidak akan sampai pada tujuan. Mau tidak mau, kita semua akan menuju kepada pintu kematian.
Maka, sebelum pergi ke sana, kita berusaha untuk memanfaatkan hidup ini dengan sebaik-baiknya. Nilai seorang Muslim bukan dinilai dari panjang pendeknya umur yang diberikan oleh Allah. Tapi akan dinilai dari apa yang diperbuatnya untuk Allah, untuk Islam. Umur yang panjang bukan jaminan kebaikan. Bisa jadi umur yang panjang malah semakin membuka pintu-pintu maksiat. Bisa jadi umur yang singkat, jika di-manage dengan baik, malah menjadi sangat bermanfaat.
"Khairu al-naasi man thala 'umruhu wa hasuna 'amaluhu, wa syarr al-nasi man thala 'umruhu wa sa’a 'amaluhu" (Sebaik-baik manusia adalah yang panjang usianya dan baik amalnya. Dan sejelek-jelek manusia adalah yang umurnya panjang namun jelek amalnya) (HR. Ahmad dan al-Turmudzi dari Abu Bakrah).
Sebelum maut menjelang, mari kita hiasi hidup kita dengan amal saleh. Mudah-mudahan usia yang tersisa benar-benar menjadi lebih bermakan. Sehingga kita termasuk hamba Allah yang menghargai nikmat waktu yang diberikan. Ingatlah! Waktu adalah kehidupan.
Wallahu a'lamu bi al-shawab.

Minggu

TURUT BERDUKA CITA

Assalamu Alaikum....
Segenap Anggota dan Pengurus HMI Komisariat Kedokteran Unhas
Menyatakan
TURUT BERDUKA CITA
atas berpulangnya kanda :
Prof. Dr. Nurcholis Madjid
(Mantan Ketua Umum PB HMI)
Semoga segala amal ibadah beliau dapat diterima disisinya...
Yakin Usaha Sampai

Selamat dan Sukses

Segenap Anggota dan Pengurus Mengucapkan
Selamat dan Sukses
Kepada seluruh anggota HMI Komisariat Kedokteran Unhas yang telah menyelesaikan pendidikan preklinik dan meraih gelar Sarjana Kedokteran dan Pendidikan Klinik dan meraih gelar Dokter
Semoga segala ilmu yang diterima dapat diamalkan demi kemashlahatan Ummat dan bangsa.
Yakin Usaha Sampai

Jumat

puisi slmt dtg

Selamat Datang

Hari berganti
waktu terus berlalu
jaman pun bergulir beriring

Generasi baru saja datang menghampiri
di depan titian gerbang harapan
membawa secercah pelipur lara
kerinduan akan generasi muda
harapan ummaat dan bangsa

Selamat Datang
Selamat berkarya
Selamat berjuang
di Kampus intelektual Hijau Hitam yang me-Merah

Selamat menjadi tunas-tunas baru
tumpuan dan harapan ummat dan bangsa

Selamat Ber-Metastase bersama kami
di Bumi Tamalanrea

Untuk Adik-adik Mahasiswa Baru Angkatan 2005
Fakultas Kedokteran Unhas....