Senin

BUDAYA MEMBACA DAN MENULIS





Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Mencari dan memperoleh ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah kebutuhan para kaum terdidik dan terpelajar. Disadari atau tidak, hal tersebut telah menjadi hak dan kewajiban yang mendasar bagi mereka yang menggunakan akal pikirannya. Membaca dan menulis adalah metode yang digunakan bagi manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, mengetahui, menduga, meramalkan ataupun memperhatikan. Sedangkan menulis adalah membuat huruf atau angka (dsb) dengan pena (dsb), melahirkan pikiran dan perasaan melalui media tulis.


Tanpa terlepas dari pendefinisian yang dilakukan oleh tim penyusun KBBI saya bisa memberikan batasan terhadap apa arti dari membaca dan menulis. Membaca adalah proses memahami dan pengkajian terhadap simbol-simbol ataupun susunan simbol-simbol tersebut, memahami segala apa yang ditangkap oleh panca indra sehingga segala sesuatu itu dapat diberi makna oleh para pelaku baca (pembaca). Menulis adalah menguraikan sebagian dari hal yang ditangkap oleh panca indra dan dipahami oleh akal pikiran dan perasaan manusia melalui simbol-simbol yang telah diketahui oleh pembaca pada media tulis.


Membaca dan menulis adalah bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan manusia. Membaca menitikberatkan dirinya sebagai proses pencarian ilmu pengetahuan sedangkan menulis menitikberatkan dirinya kepada proses menyalurkan ilmu pengetahuan. Kedua hal tersebut akan selalu menjadi kegiatan yang berkesinambungan dilakukan oleh kaum terdidik dan terpelajar.


Kedua hal tersebut sedari dini harus dilaksanakan oleh para kaum terpelajar agar tidak kehilangan identitas diri sebagai para pemikir. Membaca dan menulis sudah pasti menjadi rutinitas harian para kaum terpelajar dimanapun mereka berada.


Perintah pertama dari Allah SWT kepada Rasulullah saw adalah “Iqra” yang berarti “bacalah” dan kemudian turun ayat-ayat selanjutnya. Hal ini kemudian disampaikan oleh Rasulullah saw kepada sahabat Rasul. Sahabat Rasulullah kemudian menyadari bahwa perlunya menuliskan firman Allah yang disampaikan melalui Rasulullah saw agar tidak hilang seiring wafatnya Rasulullah saw serta para penghafal Al Quran dan agar firman Allah SWT tidak bercampur dengan Hadits.


Membaca dan menulis adalah kegiatan yang mulia jika ditujukan untuk kemuliaan. Oleh karena itu saya mengaharap kepada saudara-saudaraku sekalian untuk menjadikan kegiatan membaca dan menulis sebagai kebudayaan kita. Dan saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstrukrif demi meningkatkan pemahaman saya dan saudara sekalian tentang kegiatan membaca dan menulis.


Sekian dari penulis


Wassalam. YAKUSA


Nur Ulul Amran